Menambahkan Serat Pangan Pada Produk Daging Olahan
Sudah bukan rahasia lagi kalau kesehatan merupakan sesuatu yang tak ternilai harganya, sebanyak apapun orang punya uang, kalau mengalami gangguan kesehatan tentu tak banyak artinya, kecuali sebagai sarana ke dokter atau penyembuhan kesehatan. Oleh karenanya, tidak salah kata pepatah yang mengatakan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Oleh sebab itu perlu langkah-langkah nyata dalam rangka menjaga kesehatan, perlu menjaga pola hidup sehat.
Salah satu faktor penyebab timbulnya penyakit adalah pola makan yang kurang baik, dan juga makanan yang kurang sehat. Untuk menjaga kesehatan, serat pangan (dietary fiber) sangat berperan penting, utamanya dengan hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan bermacam jenis penyakit, misalnya: tekanan darah tinggi (hipertensi), kadar kolesterol yang tinggi, konstipasi/sembelit, diabetes dan kanker usus besar.
Dengan semakin bertambahnya kesadaran masyarakat akan manfaat dari mengkonsumsi serat pangan terhadap kesehatan, dan dengan semkain majunya ilmu pengetahuan dan teknologi pangan, semenjak beberapa tahun silam sudah umum dilakukan fortifikasi serat pangan pada produk-produk pangan olahan. Hal ini tentu saja sudah sesuai dengan tren perkembangan teknologi pangan fungsional yang sedang melanda berbagai negara di dunia.
Sosis, baso, patty/burger dan nugget merupakan produk olahan daging yang juga jenis makanan yang sering diasumsikan sebagai makanan yang minim serat dan tidak sehat, tetapi produk inilah yang sangat berpotensi untuk ditambah dengan serat pangan. Fungsi penambahan serat pangan pada produk ini adalah untuk memberikan keuntungan fungsional terhadap produk akhir yang dihasilkan, hal ini tentu saja sangat menguntungkan, karena dapat dipergunakan sebagai bahan pembantu dalam proses produksi. Selain itu, penambahan serat pangan juga memiliki fungsi fisiologis/kesehatan.
Jenis tanaman yang dapat menghasilkan ingredient serat pangan, diantaranya: bambu, kapas, pea, gandum, apel, jeruk, dan lain sebagainya. Penggunaan serat pangan memakai dosis antara 0,5-5% (pada umumnya dosis yang gunakan antara 2-3%) dari total massa adonan daging.
Beberapa keuntungan dari penambahan serat pangan pada daging olahan, diantaranya:
- Meningkatkan water binding capacity (WBC)
- Meningkatkan stabilitas
- Memperbaiki tekstur
- Memberikan emulsifying effect
- Meningkatkan stabilitas terhadap suhu selama pengolahan
- Memperbaiki mouthfeel
Di Indonesia, untuk saat ini sudah banyak industri pengolahan daging yang mempergunakan serat pangan untuk bahan penolong dalam proses produksinya, namun masih sebagian kecil yang mau aau berani mencantumkan dalam label kemasan. Entahlah, mungkin saja alasannya karena rasa takut tidak laku atau kurang diminati, karena memang masih banyak asumsi masyarakat yang menganggap pencampuran serat pangan pada proses produksi pengolahan daging dapat membahayakan kesehatan.
Salah satu produsen bermacam daging olahan adalah D.C.P. Ingredients, letaknya di Netherland, spesialisasinya adalah produksi protein kollagen sapi serbuk yang berguna untuk industri makanan. Perusahaan yang sudah berpengalaman dalam membantu konsumen dalam meningkatkan kualitas dan volume hasil produksinya. Perusahaan ini di bawah supervise Dutch Veterunary Authorities, dan fasilitas yang ada sudah mendapatkan sertifikat FSSC 22.000 (Food Safety System Certification), bahan baku yang dipergunakan berasal dari Eropa dengan kualitas baik dan fasilitas yang diakui kehalalannya.
Hasil produksi dari D.C.P Ingredients diataranya adalah Collagen powder Kapro B95, dengan jenis produk:
- Kapro B95 I, dapat digunakan pada sistem produksi injeksi, memiliki butiran yang sangat halus sehingga dapat digunakan dalam larutan brine/marinasi.
- Kapro B95 SF, berbentuk serbuk halus dapat digukan untuk produk ber-emulsi.
- Kapro B95 C, serat kolagen yang dapat dipergunakan pada reform produk.
Ketiga produk tersebut diproduksi dengan protein sapi yang bernilai tinggi juga tidak mengandung antioksidan serta kandungan lemak yang sangat rendah. Sebagai tambahan informasi, perlu dibedakan antara serat kolagen pada produk Kapro B95 C bukanlah kolagen sebagaimana yang ada dalam tubuh manusia, tapi bahan pada industri serat pangan.
Dengan semakin majunya teknologi dan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, semoga saja terobosan-terobosan di bidang teknologi pangan bisa membantu manusia dalam menjaga pola hidup sehat. Karena memang saat ini orang semakin sulit untuk menjaga pola hidup sehat, padatnya pekerjaan sering membuat orang lupa menjaga pola makan sehingga sangat rentan menimbulkan penyakit.
____________________________________________________
Sumber informasi: www.foodreview.co.id
1 comment for "Menambahkan Serat Pangan Pada Produk Daging Olahan"