Presidenku, Presidenmu, Presiden Kita
Pergelaran panjang pesta demokrasi Indonesia sudah 99% usai, saya sampaikan 99% karena memang saya merasa masih belum semua rampung, masih menunggu tanggal 20 Oktober 2014 untuk mengesahkan hasil dengan melantik pasangan presiden dan wakil presiden yang baru. Euforia yang timbul dari pasangan capres-cawapres yang dinyatakan sebagai pememang oleh KPU tidak begitu nampak, ini bagus, mengingat saat ini bulan puasa dan untuk menghormati saudara-saudara pendukung kubu capres-cawapres lain.
Presiden Baru (sumber gbr) |
Kemenanganku, Kemenanganmu, Kemenangan Kita
Suka tidak suka, presiden baru sudah terpilih. Walau yang memilih 53% lebih sekian warga negara yang menggunakan hak suaranya dan sah, namun tetap saja hasil akhirnya menempatkan presiden baru sebagai presiden seluruh rakyat Indonesia. Sebagai rakyat yang awam politik seperti saya, out dari pemilu adalah terpilihnya presiden yang baru, siapapun yang memimpin negeri ini yang penting amanah, ada pertanggung jawaban dunia akhirat yang harus ditanggung oleh para pemimpin, jadi saya tenang-tenang saja. Siapapun yang menang, saya harus tetap bekerja keras untuk mencari nafkah untuk keluarga.
Bukan sekali ini saja gelaran pesta demokrasi pemilihan presiden dilakukan, harusnya sudah menjadi pengetahuan bersama bahwasannya beginilah demokrasi di Indonesia. Bicara tentang kecurangan saya kira terjadi di dua belah pihak, semua bisa ditanyakan pada tim sukses masing-masing pasangan, semua pasti punya bukti masing-masing.
Saya dan jutaan rakyat Indonesia sudah lelah dengan tahapan proses pemilu, kampanye, saling serang, saling menjatuhkan, saling klaim. Meski ditahap akhir rekapiltulasi suara terjadi "insiden" dimana pasangan capres-cawapres nomor urut satu menarik diri dari semua proses tahapan pemilu, namun hal tersebut tak berpengaruh banyak terhadap proses yang sedang berlangsung. Suasana tetap kondusif, dan polemik yang timbul tak berdampak siginifikan terhadap proses dan pasca penetapan pemenang pemilu. Semoga semua bisa legowo (kalau bisa).
Terlepas dari ketidakpuasan pasangan calon, atau apapun hasil dari gugatan di MK, bagi saya pemilu presiden sudah usai. Bukan bermaksud tidak menghormati proses hukum yang sedang berjalan, bukan berarti tidak simpati dengan pasangan tertentu. Rasanya sudah lelah mengikuti proses demokrasi di negeri ini, sudah malas kalau harus mengulangi kelelahan yang sama dalam mengikuti tahapan pemilu seperti yang sudah lalu. Melelahkan dan kurang menyehatkan menurut saya.
Terlepas dari ketidakpuasan pasangan calon, atau apapun hasil dari gugatan di MK, bagi saya pemilu presiden sudah usai. Bukan bermaksud tidak menghormati proses hukum yang sedang berjalan, bukan berarti tidak simpati dengan pasangan tertentu. Rasanya sudah lelah mengikuti proses demokrasi di negeri ini, sudah malas kalau harus mengulangi kelelahan yang sama dalam mengikuti tahapan pemilu seperti yang sudah lalu. Melelahkan dan kurang menyehatkan menurut saya.
Saatnya fokus pada ibadah puasa yang sudah masuk hari terakhir, lebaran sudah didepan mata, tak perlu lagi diperberat pikiran, sudah terpilih presiden. Siapapun yang jadi, Indonesia memang harus punya presiden, suka tidak suka, mau tidak mau, kalau merasa jadi warga negara Indonesia harus dapat menerima kenyataan ini, walau berat. Tak usah terlalu serius dengan keriuhan politik ini, anggap saja sebagai sandiwara yang seberat apapun ceritanya tetap saja memberikan hiburan. Menurut saya kekalahan tidak selalu menyakitkan, tergantung dari sudut pandang mana kita menyikapinya, kemenangan sejati adalah bila kita bisa melewati Ramadlan kali ini dengan sebaik mungkin, toh sebentar lagi lebaran?. Kita rayakan kemenangan bersama. (1435 H)
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1435 H
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN
Post a Comment for "Presidenku, Presidenmu, Presiden Kita"
Post a Comment