Saya Tidak Golput!
Esok pagi, tepatnya tanggal 9 April merupakan hari yang menentukan bagi perjalanan Bangsa Indonesia lima tahun kedepan. Ya, 9 April 2014 yang jatuh pada hari Rabu esok merupakan hari pemilihan umum, lebih tepatnya adalah pemilu legislatif. Pada pemilu legislatif esok akan ditentukan calon-calon yang berhak duduk di kursi DPR-RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan juga DPD.
Ayo Memilih Untuk Indonesia |
Saya sendiri sampai saat ini belum punya gambaran pasti siapakah calon-calon yang akan saya pilih untuk mewakili di berbagai tingkatan tersebut. Namun, bila tidak ada halangan, besok saya tetap akan menggunakan hak suara saya, saya tidak akan GOLPUT. Sebenarnya sempat kepkiran juga untuk tidak menggunakan hak suara saya, tapi setelah dicerna, tak bijak rasanya bila saya tidak menggunakan hak suara saya, siapa tahu satu suara yang saya berikan bisa merupabah nasib Bangsa Indonesia lima tahun kedepan. Mimpi?, boleh, kan?.
Memang dilematis bila mengikuti perkembangan dunia politik di negeri ini, banyak janji-janji palsu, kebobrokan moral, dan masih banyak hal lain yang membuat orang (saya) menjadi apatis. Jangankan untuk mencoblos, mendengar orang-orang politik bicara soal bangsa dan negara pun sudah males, apalagai mau milih mereka (lagi).
Saya teringat sebuah status facebook teman saya, Idola Pinilih, kurang lebih demikian:
Suara golput rentan terjadi permainan di tingkat elit partai, modusnya mencari suara yang golput menjadi tidak golput, caranya suara dari kelurahan akan direkap untuk disetor ke tingkat kecamatan dalam bentuk soft copy dan hard copy mengetahui PPS kelurahan, dari kecamatan kemudian disetor ke kabupaten juga dalam bentuk soft copy dan hard copy, dari sini elit partai mulai tawar-menawar sebelum disetor ke kabupaten, dari total DPT di kecamatan yang golput misal 10.000 orang, maka partai X akan menawar 100 suara yang disebar kelurahan-kelurahan tertentu, kalau dapat 100 kecamatan kan lumayan, kemudian rekapan suara dari PPS kecamatan mulai disetor ke KPU kabupaten dalam bentuk soft copy dan hard copy, sampai KPU provinsi dianggap sah dan valid dasarnya adalah sudah disahkan oleh PPS kecamatan, sampai ke KPU pusat inilah nasib caleg atau capres ditentukan, jadi kalau bisa jangan golput agar mereka para elit partai tidak bisa main-main di kelurahan maupun kecamatan, karena tidak mungkin KPU pusat menghitung sendiri surat suara se indonesia, ok bro... TOLAK GOLPUT !!!
Bila dicerna dan disandingkan dengan ulasan beberapa pemerhati politik yang saya baca, apa yang diutarakan teman saya tersebut tidaklah berlebihan. Mungkin benar. Berapapun jumlah pemilih yang berangkat, pemilu tetap sah. Bahkan rentan terjadi kucurangan.
Saya tidak anti politik, politik itu tidaklah buruk, yang buruk adalah orang-orang yang menggunakan politik untuk kepentingan pribadi dan golongannya. Saya percaya masih banyak orang baik di negeri ini, jadi, kalaupun besok saya menggunakan hak suara saya, itu artinya saya belajar bertanggungjawab terhadap masa depan, saya berusaha merubah keadaan dengan cara yang saya percaya benar. Kalau saya golput, bukankah saya juga tidak dapat apa-apa?, bukankah pemilu juga tetap berjalan?, tetap sah?. Lebih baik saya memilih calon wakil rakyat yang saya anggap baik, soal kalah menang, toh saya berusaha memilih orang yang saya angap baik. Itu saja.
10 comments for "Saya Tidak Golput!"
Emang harusnya cari dulu biografinya serta track back para pileg, sekarang tinggal menunggu pilpres semoga Indonesia memilih presiden yang selalu amanah. :D