Rasa Tidak Percaya Pada Peminta Sumbangan
Beberapa hari yang lalu ada seorang yang datang kerumah untuk meminta sumbangan, seperti biasanya, kebanyakan yang datang dengan membawa map berisi pengantar dan daftar penyumbang. Tapi seperti biasanya pula, saya enggan menanggapinya, kalau tidak saya 'pasrahkan' pada orang rumah lainnya, biasanya saya tolak atau menerimanya dengan 'apa adanya'. Ada banyak alasan kenapa saya berlaku demikian.
Ya, setelah saya mendengar banyak cerita miring soal peminta sumbangan, rupanya membuat saya menjadi 'terdoktrin' dan cenderung meng-iya-kan apa kata orang. Banyak cerita dan pengalaman pribadi yang akhirnya membuat saya menjadi bimbang tatkala harus membedakan antara peminta sumbangan yang 'benar-'benar maupun mereka yang meminta-minta karena sebuah profesi. Sepertinya kurang adil, tapi apa mau dikata, mungkin baru sampai disitu batas rasa saya.
Pernah saya mendapat sebuah cerita, saat seorang peminta sumbangan datang ke komplek perumahan saudara saya, tanpa bermaksud menuduh, saat dia datang kesebuah rumah yang ditinggal kebelakang oleh pemiliknya, setelah peminta sumbangan tersebut tidak ada bersamaan dengan HP sipemilik rumah yang juga hilang. Singkat kata, peminta sumbangan tadi yang jadi tertuduh atas hilangnya HP tersebut, karena memang tidak ada yang lain yang datang kerumah tersebut.
Masih ada cerita yang sama dengan peristiwa diatas, yang secara tidak langsung membuat banyak orang tidak simpatik dan tidak percaya dengan peminta sumbangan. Kalau dicermati, sebenarnya ada beberapa hal yang terlihat janggal, banyak yang datang membawa proposal dengan mengatasnamakan yayasan atau lembaga lain yang posisisinya dari luar provinsi. Pernah saya baca yang dari Jawa Timur, dan juga Jawa Barat, padahal jarak antara provinsi tersebut dengan tempat saya (Jawa Tengah) lumayan jauh.
Masih ada cerita yang sama dengan peristiwa diatas, yang secara tidak langsung membuat banyak orang tidak simpatik dan tidak percaya dengan peminta sumbangan. Kalau dicermati, sebenarnya ada beberapa hal yang terlihat janggal, banyak yang datang membawa proposal dengan mengatasnamakan yayasan atau lembaga lain yang posisisinya dari luar provinsi. Pernah saya baca yang dari Jawa Timur, dan juga Jawa Barat, padahal jarak antara provinsi tersebut dengan tempat saya (Jawa Tengah) lumayan jauh.
Saya berniat memberi, jangan dimintai. Kalau memberi karena diminta, apa hebatnya, tetapi kalau tidak diminta kita tetap memberi, itu baru nikmat. Jejak Tinju Pak Kiai. Emha Ainun Nadjib
Apa yang saya utarakan diatas hanyalah beberapa kasus dan pandangan beberapa orang yang saya temui, mungkin bukanlah sebuah gambaran pasti tentang semua peminta sumbangan. Saya yakin tidak semua peminta sumbangan itu buruk, banyak yang benar-benar meminta bantuan untuk kemaslahatan, barangkali hanya sedikit yang memanfaatkan peluang untuk kepentingan diri mereka sendiri.
Saya mohon maaf seandainya apa yang saya utarakan diatas kurang tepat, saya hanya ingin memberi sebuah gambaran bagaimana saya dan orang-orang disekitar saya menanggapi peminta sumbangan. Saya mencoba berfikir positif, semoga saja orang-orang yang memanfaatkan nama yayasan atau lembaga lain untuk meminta sumbangan demi kepentingan diri sendiri segera sadar. Semoga peminta sumbangan yang untuk kepentingan umum dan kemaslahatan umat dimudahkan jalannya.
20 comments for "Rasa Tidak Percaya Pada Peminta Sumbangan"
misalnya di badan amil daerah sendiri
*badan amil daerah tentu lebih mengenal karakteristik wilayahnya sendiri, mana yg perlu dibantu