Pencurian Pulsa, Perang Tarif, Dan Kebingungan Konsumen
Berita tentang pencurian pulsa |
Pencurian pulsa, mungkin kata ini sudah tidak asing lagi bagi kita, karena memang marak di beritakan mengenai laporan pencurian pulsa yang pelakunya entah siapa. Saya sedikit terkejut saat membaca sebuah berita di harian Suara Merdeka terbitan hari Sabtu (14/7/12), kemarin. Jelas nampak dengan judul yang di cetak tebal: Semua Terlibat Pencurian Pulsa, di duga termasuk diantaranya oleh operator seluler.
Hingga saat ini pihak Bareskrim Polri tengah melakukan penyidikan terkait pencurian pulsa tersebut. Layak di tunggu memang, karena memang pencurian pulsa yang sangat meresahkan tersebut perlu segera di atasi. Dari berita, sudah ada beberapa oknum yang terjerat, artinya bahwa tidak menutup kemungkinan akan semakin banyak oknum (baik dari operator seluler maupun penyedia layanan konten) yang akan terjerat kasus pencurian pulsa ini.
Terlepas dari pemberitaan tersebut, pengguna seluler yang sudah tak memandang usia membuat "pencuri" leluasa untuk beraksi. Bagi yang kurang paham tentunya hanya menggerutu saat kehilangan pulsa, paling banter akan mengganti kartu seluler dengan yang baru atau beralih ke lain operator. Tapi, akan terasa apes kalau misalnya sudah ganti kartu masih juga kena colong pulsanya.
Perang tarif yang di lakukan oleh masing-masing operator rasa-rasanya juga (terkadang) kurang rasional, kalau tidak matang dalam perhitungan, bisa-bisa terjerumus juga dalam bujukan iklan. Secara logika, tiap provider tentunya tidak mau merugi dan ingin mencari keuntungan, kalau misalnya dalam iklan terasa begitu menggiurkan, belum tentu dalam kenyataannya.
Pencurian pulsa dan perang tarif memang tidak terkait secara langsung, tapi bagaimanapun juga konsumen tetap harus waspada. Sudah sering konsumen menjadi bingung dan di rugikan (langsung maupun tidak), baik lewat pencurian pulsa, iklan yang menggiurkan, telfon atau SMS penipuan, dan yang lainnya. Rasa-rasanya terlalu berlebihan kalau saya sampai membahas terlalu jauh, masyarakat sudah bisa menilai sendiri, hingga terkadang sampai bingung dan akhirnya menggunakan kartu seluler lebih dari satu. Kasus pencurian pulsa dan bentuk penipuan lain lewat telfon maupun SMS memang membuat resah, semoga saja segera tertuntaskan.
Terlepas dari pemberitaan tersebut, pengguna seluler yang sudah tak memandang usia membuat "pencuri" leluasa untuk beraksi. Bagi yang kurang paham tentunya hanya menggerutu saat kehilangan pulsa, paling banter akan mengganti kartu seluler dengan yang baru atau beralih ke lain operator. Tapi, akan terasa apes kalau misalnya sudah ganti kartu masih juga kena colong pulsanya.
Perang tarif yang di lakukan oleh masing-masing operator rasa-rasanya juga (terkadang) kurang rasional, kalau tidak matang dalam perhitungan, bisa-bisa terjerumus juga dalam bujukan iklan. Secara logika, tiap provider tentunya tidak mau merugi dan ingin mencari keuntungan, kalau misalnya dalam iklan terasa begitu menggiurkan, belum tentu dalam kenyataannya.
Pencurian pulsa dan perang tarif memang tidak terkait secara langsung, tapi bagaimanapun juga konsumen tetap harus waspada. Sudah sering konsumen menjadi bingung dan di rugikan (langsung maupun tidak), baik lewat pencurian pulsa, iklan yang menggiurkan, telfon atau SMS penipuan, dan yang lainnya. Rasa-rasanya terlalu berlebihan kalau saya sampai membahas terlalu jauh, masyarakat sudah bisa menilai sendiri, hingga terkadang sampai bingung dan akhirnya menggunakan kartu seluler lebih dari satu. Kasus pencurian pulsa dan bentuk penipuan lain lewat telfon maupun SMS memang membuat resah, semoga saja segera tertuntaskan.
7 comments for "Pencurian Pulsa, Perang Tarif, Dan Kebingungan Konsumen"
peninggalan leluhur kita buang di tempat sampah, dipungut tetangga, tetangga kita bilang maling...
lama lama jadi malu jadi orang indonesia...
Sebagai pelanggan, kita sendiri harus berhati-hati dan cermat menggunakan ponsel. Pertama, yang namanya berlangganan konten itu jelas berbayar. Jadi bila terjadi salah pencet atau salah reg misalnya, secara otomatis kita jadi terdaftar untuk berlangganan konten tersebut, dan kemudian lupa pula bahwa itu harus diunreg.
Jadi baik provider sendiri harus memberikan edukasi yang tepat untuk pelanggannya agar cerdas berponsel.
Udah mencuri, menipu pula.. gimana jadinya negeri ini ???