Negeri Di Awan Dan Masa Kanak-Kanak
Anak Seribu Pulau Dan Anak-Anak Indonesia
Mendengar lagu Negeri Di Awan yang di nyanyikan oleh Katon Bagaskara, ingatan saya langsung tertuju pada film kisah anak-anak Indonesia: Anak Seribu Pulau. Film dokumenter yang di produksi oleh Miles Film ini mendokumentasikan kehidupan anak-anak dari beberapa daerah dan pulau berbeda di Indonesia.
Mendengar lagu Negeri Di Awan yang di nyanyikan oleh Katon Bagaskara, ingatan saya langsung tertuju pada film kisah anak-anak Indonesia: Anak Seribu Pulau. Film dokumenter yang di produksi oleh Miles Film ini mendokumentasikan kehidupan anak-anak dari beberapa daerah dan pulau berbeda di Indonesia.
Lirik lagu yang dalam penuh makna mengingatkan juga pada masa kanak-kanak, layaknya kisah anak-anak yang ada dalam film dokumenter Anak Seribu Pulau, film yang berdurasi 13 episode x 24 menit. Saya bayangkan, mungkin saja bila di uraikan akan melebihi dari ratusan bahkan ribuan episode.
Inilah Indonesia, saya ingat saat dulu saya suka mengikuti kisah-kisah anak-anak dari berbagai wilayah di Indonesia lewat film ini. Rasanya begitu damai, ada cermin bening yang menggambarkan betapa indah Nusantara. Meski sekarang muncul film serupa, rasanya tak cukup mewakili jiwa Indonesia, kurang daya pikat menurut saya. Mengambil contoh pada keponakan, saya merasa bahwa anak-anak sekarang rasanya lebih tertarik dengan cerita-cerita komersial, acara remaja, bahkan dewasa.
Tak bisa menyalahkan siapapun, mungkin sudah jamannya, melajunya waktu begitu kencang tanpa pondasi perimbangan yang cukup. Ketika sudah terlalu jauh, anak-anak akan menemukan negerinya sendiri-sendiri, negeri di awan:
Inilah Indonesia, saya ingat saat dulu saya suka mengikuti kisah-kisah anak-anak dari berbagai wilayah di Indonesia lewat film ini. Rasanya begitu damai, ada cermin bening yang menggambarkan betapa indah Nusantara. Meski sekarang muncul film serupa, rasanya tak cukup mewakili jiwa Indonesia, kurang daya pikat menurut saya. Mengambil contoh pada keponakan, saya merasa bahwa anak-anak sekarang rasanya lebih tertarik dengan cerita-cerita komersial, acara remaja, bahkan dewasa.
Tak bisa menyalahkan siapapun, mungkin sudah jamannya, melajunya waktu begitu kencang tanpa pondasi perimbangan yang cukup. Ketika sudah terlalu jauh, anak-anak akan menemukan negerinya sendiri-sendiri, negeri di awan:
Di bayang wajahmu
Kutemukan kasih dan hidup
Yang lama lelah aku cari
Dimasa lalu
Kau datang padaku
Kau tawarkan hati nan lugu
Selalu mencoba mengerti
Hasrat dalam diri
Kau mainkan untukku
Sebuah lagu tentang negeri di awan
Dimana kedamaian menjadi istananya
Dan kini tengah kaubawa
Aku menuju kesana
Ternyata hatimu
Penuh dengan bahasa kasih
Yang terungkapkan dengan pasti
Dalam suka dan sedih
15 comments for "Negeri Di Awan Dan Masa Kanak-Kanak"
sepertinya semakin jauh negeri ini dari kedamaian,
tiap hari diberondong sampah terussss...
oh,
negeriku...
bagai di negeri antah berantah...
boro2 memikirkan lagu yg ciamik utk anak2,
sekarang yg dipikirkan adalah bagaimana menaikkan rating tanpa peduli kualitas.
serem denger anak2 sekarang menyanyikan lagu2 orang dewasa :)
salam
@Dwi Jo: sepertinya ada juga yang demikian, Mas :)
http://penyuluhpi.blogspot.com/
penyuluh perikanan