Kang Gendon Dan Sayembara Menangkap Nazaruddin
Kang Gendon hanya terdiam, geleng-geleng membaca koran bekas terbitan hari yang lalu. Belum selesai dia membaca, tiba-tiba terkejutkan oleh suara menyapa dari arah belakang, rupanya Pakde Sastro yang datang.
Pakde Sastro: Lagi apa Kang?.
Kang Gendon: Anu Pakde... lagi baca koran bekas. Sahut Kang Gendon, terbata.
Pakde Sastro: Tak seperti biasanya sampeyan begitu serius membaca, sampai geleng-geleng kepala begitu?
Kang Gendon: Ini Pakde, soal sayembara berhadiah uang 150 juta. Kok jaman sekarang masih ada model sayembara begini, memangnya sudah tidak sanggup mencari apa... Kalau jaman dulu, waktu jaman kerajaan, sayembara begini masih umum, tapi kalau sekarang kok sepertinya terkesan aneh.
Pakde Sastro: Aku juga heran kok Kang, kenapa menangkap Nazaruddin harus pakai sayembara. Sebelum dinaikkan, sebenarnya hadiah sayembaranya 100 juta, mungkin karena beberapa hari setelah pengumuman sayembara belum ada berita menggembirakan, makanya hadiahnya di tambah. Katanya sih tiap 2 atau 3 minggu nilai hadiah akan di tambah.
Kang Gendon: Waaahhhh... cukup besar dan menggiurkan ya, Pakde...
Pakde Sastro: Secara ukuran rakyat seperti kita memang nilai 150 juta itu sangat besar, Kang. Apa sampeyan mau ikut sayembara?
Kang Gendon: Iya, eh.. tidak, Pakde... resiko. Lagian saya tidak tahu bagaimana rupa Nazaruddin, kalau pun tahu juga bingung mau bagaimana.
Pakde Sastro: Tidak usah bingung, Kang. Kalau ketemu lapor saja sama polisi, kan beres. Resiko yang sampeyan maksud yang bagaimana?
Kang Gendon: Lho... saya saja tidak tahu nomor kantor polisi, lha wong tidak punya HP atau telphon kok. Saya malah takut kalau misalnya lapor dan akhirnya Nazaruddin ketangkap karena laporan saya, bisa-bisa hidup saya tidak tenang. Pasti tiap hari jadi berita, di cari sama wartawan, lapor sana-sini, jadi saksi, atau yang lebih menakutkan lagi, keselamatan saya bisa terancam, karena mungkin saja "teman-teman" atau keluarganya tidak terima. Biar saja pihak-pihak yang berkompeten yang mengurusi, atau silahkan orang lain yang mau ikutan sayembara ini bisa berusaha semaksimal mungkin biar dapat memenangkan hadiah ratusan juta rupiah, kalau saya mau buruh saja, Pakde...
Pakde Sastro: Cukup beralasan, Kang. Lihat perkembangannya saja, kalau pun tidak terselesaikan kasusnya, ya kebangetan. Aku tak pulang dulu Kang, mau hujan...
Kang Gendon: Nggih Pakde... sama hujan saja takut kok mau ikutan sayembara ha..ha..ha.. Seloroh Kang Gendon disambut tawa keduanya. Dan Pakde Sastro pun bergegas meninggalkan Kang Gendon sendirian..
24 comments for "Kang Gendon Dan Sayembara Menangkap Nazaruddin"
@Baha Andes: lapor saja sama kedubes Indonesia di Malaysia mas hehe..
@rosie: saya turut prihatin, Mbak.. :)
kalau bungkem brarti kita ikut mendukung kebebasan koruptor? Dua pilihan yang sebenarnya ngga sulit, cuma kita sering dihantui rasa takut :)
@kang nur: Nazaruddin yang sering muncul di TV itu lho hehe..
Salam kenal..
salam kenal..
@Obat Tradisional: ikut saja, mau tembak nazaruddin? memangnya punya tembak ya? hehe
@Arief Bayoe: semoga saja demikian mas..
@Masbro: yah.. begitulah kenyataannya mas.. :)
ini bukti ketidak tegasan pemerintah...
klo saya sih mending bang nazar lanjut lagi nyanyi nya....
ayo kang 3-4 lagu lagi..buat Si Buya mati gara2 setressss
@Dhymalk dhykTa: entahlah, yang pasti sayembara itu bener-bener ada.. :)
sempatkan juga mengunjungi website kami di http://www.hajarabis.com
sukses selalu!!
@Ferdinand: apakah sampeyan berani bayar? sebelum nazaruddin ketemu danterbukti tidak bersalah, mungkin masih banyak yang beranggapan kalau dia salah hehe..
dan, banyak pertanyaan yg muncul, apakah intel kita gak mampu utk ikut membantu mencari Nazaruddin ini?
apakah hrs di sayembarakan, agar perhatian publik lagi2 teralihkan? seperti kasus2 besar sebelumnya yg berhasil dialihkan?
hedeh hedeh kok malah jadi beribet begini yaaaa....
salam
Salam
@Edit Notes: memang terasa aneh.. tapi itulah kenyataannya :(
serahkan saja pada ahlinya dan memohon pada Allah agar bangsa ini dijauhkan oleh orang2 yang hatinya kotor....
@Djangan Pakies: bukan hanya Nazaruddin, Kang.. mungkin juga "teman-teman"-nya :D
@mabrurisirampog: ikuti saja kabar selanjutnya mas, moga-moga bisa tuntas ke akar-akarnya..
@masjiir: saya juga bosen ngikuti, paling hilang lagi kabarnya, seperti yang sudah-sudah :(