Menanti Kala Kunanti
Kabut pekat menyimpan segenggam butir
Pasir, menebar di pelupuk
Mata, terbutakan sepi yang mencongkel kebebalan akal
Ku, tak luput
Kau, menantikan hujan mengenang dan menenggelamkan dahaga
Kita, terdiam dalam sapuan gelombang
Menanti, kau atau aku yang akan terapung
Tak berdaya, angan menerawang masing – masing
Kita
Slawi, 19 Mei 2008
Pasir, menebar di pelupuk
Mata, terbutakan sepi yang mencongkel kebebalan akal
Ku, tak luput
Kau, menantikan hujan mengenang dan menenggelamkan dahaga
Kita, terdiam dalam sapuan gelombang
Menanti, kau atau aku yang akan terapung
Tak berdaya, angan menerawang masing – masing
Kita
Slawi, 19 Mei 2008
12 comments for "Menanti Kala Kunanti"
puisinya keren bro..
kau,
kita,
Tapi tetap indah...
Kelak, Aku hanya ingin sama-sama terapung
Meski penantian itu tak pernah usai
Seperti sajak yang tertulis di pasir pantai
Tak pernah selesai
Sebab ombak selalu datang untuk menghapus
saling menanti...
entah kau atau aku yang kan beranjak tuk meraih mimpi..
mimpi kita...
tak kan pernah berujung...
terapung, karena tak satupun yang datang menjemput...