Pilih Saya Menjadi Presiden
Sudah seminggu lebih proses kampanye pemilihan presiden dimulai, sudah banyak spanduk, baliho, dan alat peraga kampanye lain yang bertebaran diberbagai tempat. Debat capres-cawapres sudah sekali digelar, dan menurut saya sudah dapat digambarkan siapa yang "pantas" memimpin Indonesia. Namun, tetap saja bukan sebuah jaminan kalau saya sudah menentukan siapa yang akan saya pilih nanti di 9 Juli 2014.
Anda bingung memilih calon presiden?, jangan kuatir, ada banyak orang yang senasib dengan Anda, termasuk saya tentunya. Meskipun hanya dua pasang calon yang maju, namun bukan berarti akan mudah menentukan pilihan. Dengan berbagai macam alasan dan pertimbangan, akhirnya saya juga belum mantap akan memilih siapa nantinya dalam pemilihan presiden 9 Juli mendatang.
Bingung Memilih Calon Presiden dan Wakil Presiden
Anda bingung memilih calon presiden?, jangan kuatir, ada banyak orang yang senasib dengan Anda, termasuk saya tentunya. Meskipun hanya dua pasang calon yang maju, namun bukan berarti akan mudah menentukan pilihan. Dengan berbagai macam alasan dan pertimbangan, akhirnya saya juga belum mantap akan memilih siapa nantinya dalam pemilihan presiden 9 Juli mendatang.
Saking bingungnya, dan untuk mengatasi kebingungan banyak orang dalam menentukan pilihannya, terbesit sebuah gagasan ngawur yang mengkin bisa menjadi solusi kebingungan, terutama bagi saya. Pilihlah saya menjadi presiden!. Sungguh, apa yang saya utarakan tersebut adalah hal yang serius. Bukankah tidak salah kalau misalnya saya juga berkeinginan untuk menjadi presiden?. Namun sayangnya, saya bukanlah calon presiden yang berhak untuk dipilih.
Dengan model demokrasi seperti di Indonesia ini, saya merasa dihadapkan pada dilema yang mendalam. Mau tak mau saya harus ikut bingung dengan pemberitaan yang terkadang tidak berimbang, kurang proporsional dan terkesan memojokkan calon tertentu. Saking malesnya saya dengan acara dan pemberitaan di stasiun televisi tertentu yang kurang proporsional dan terkesan sekali sebagai alat politik, saya pernah membuat "anjuran" agar orang meninggalkan acara-acara yang berbau provokasi dan stasiun televisi yang kurang netral, jangan menonton televisi.
Munculnya 'kampanye hitam', 'kambing hitam', dan hal-hal lain yang berbu negatif terkadang membuat saya menjadi kurang simpatik dengan calon-calon yang ada. Meskipun sebenarnya tidak 100% itu kesalahan dari pasangan capres-cawapres tersebut. Bukankah mereka punya simpatisan dan tim sukses?, tim yang menurut saya sukses dalam banyak hal, termasuk "provokasi" barangkali.
Munculnya 'kampanye hitam', 'kambing hitam', dan hal-hal lain yang berbu negatif terkadang membuat saya menjadi kurang simpatik dengan calon-calon yang ada. Meskipun sebenarnya tidak 100% itu kesalahan dari pasangan capres-cawapres tersebut. Bukankah mereka punya simpatisan dan tim sukses?, tim yang menurut saya sukses dalam banyak hal, termasuk "provokasi" barangkali.
***&***
Baiklah, mungkin inilah realita yang ada, kalau semakin dipikir akan semakin membuat pusing. Akan lebih baik kalau saya tak menyikapi segala sesuatu secara berlebihan, yang penting diam-diam saya menyiapkan hati, memantapkan pilihan. Karena secara pribadi saya tak membeci pasangan-pasangan yang akan bersaing di pilpres mendatang, bahkan secara pribadi saya suka dengan Jokowi maupun Prabowo. Namun, ada faktor X yang membuat saya menjadi limbung, andai saja Jokowi dan Prabowo berpasangan menjadi calon prsiden dan wakil presiden (siapaun presiden atau wakilnya, sama saja), saya kira kebimbangan ini tak begitu menghantui. Satu lagi, seandainya saja tidak ada koalisi dengan partai X, Y, Z, yang hanya akan mengurangi timbangan kemantapan hati. Lebih enak, bukan?.
Oh, iya. Tak usah terlalu serius. Saya tak ingin bertanya pasangan capres-cawapres mana yang akan Anda pilih di pemilu 9 Juli nanti, tapi bagaimana kalau suatu saat nanti Anda memilih saya menjadi presiden?, lima tahun, sepuluh tahun, limabelas tahun, duapuluh tahun,.... atau... tahun kelak. Sepakat?. Ssstt....tapi jangan bilang-bilang kalau saya melanggar start kampanye ya?. he..he..he..
Oh, iya. Tak usah terlalu serius. Saya tak ingin bertanya pasangan capres-cawapres mana yang akan Anda pilih di pemilu 9 Juli nanti, tapi bagaimana kalau suatu saat nanti Anda memilih saya menjadi presiden?, lima tahun, sepuluh tahun, limabelas tahun, duapuluh tahun,.... atau... tahun kelak. Sepakat?. Ssstt....tapi jangan bilang-bilang kalau saya melanggar start kampanye ya?. he..he..he..
***&***
.......
Satu atau dua pilih aku atau dia yang engkau suka
Satu atau dua pilih aku atau dia yang engkau cinta
Dua atau satu pilih dia atau kamu aku tak tahu
Karena diriku bingung harus pilih dia atau dirimu
.......
(1 atau 2, Gamma Band)
Selamat menentukan pilihan, suara Anda sangat berpengaruh, dan semoga saja bisa menentukan kemana negeri ini akan dibawa.
18 comments for "Pilih Saya Menjadi Presiden"
ohya ada kompetisi keren nih kak, siapa tau bisa dikaitkan dengan rumor Presiden dan Wakil Presiden.. silahkan cek di http://ow.ly/y4i7M yaa.. siapa tau berminat untuk ikutan juga, hehe
siapapun yang menang mau ga mau jadi presiden kita kan toh
ohya ada kompetisi keren nih kak, silahkan cek di kompetisimenulis.com yaa.. siapa tau berminat untuk ikutan juga, hehehe. makasih