Dear Pahlawanku: Marlina Nugraningsih
Serasa baru kemarin kita dipertemukan, belum lama memang, baru seumur jagung kita dipersatukan dalam ikatan satu jiwa. Dalam sebuah skenario TUHAN yang tak pernah kita sadari sebelumnya, kita dipertemukan dan akhirnya dipersatukan. Hampir tiga tahun yang lalu, ya, tepatnya 21 Desember 2008 yang lalu kita mengikrarkan janji. Ah, selalu indah bila dikenang.
Istriku,
Rupanya, tak lama berselang kita dipercaya untuk mengemban amanah, ya, tanggal 2 Desember 2009 seorang laki-laki mungil terlahir kedunia, dua tahun yang lalu. Fatih Azka Adinugraha, demikian kita sepakat menyematkan do'a kepadanya. Masih aku ingat ketika 9 bulan engkau mengandungnya, dan saat pertaruhan nyawa saat engkau melahirkannya, aku disampingmu kala itu. Betapa aku harus berterimakasih kepadamu, karena engkau sudah berjuang dengan penuh keikhlasan, semampumu demi buah hati yang juga cahaya mataku.
Rupanya, tak lama berselang kita dipercaya untuk mengemban amanah, ya, tanggal 2 Desember 2009 seorang laki-laki mungil terlahir kedunia, dua tahun yang lalu. Fatih Azka Adinugraha, demikian kita sepakat menyematkan do'a kepadanya. Masih aku ingat ketika 9 bulan engkau mengandungnya, dan saat pertaruhan nyawa saat engkau melahirkannya, aku disampingmu kala itu. Betapa aku harus berterimakasih kepadamu, karena engkau sudah berjuang dengan penuh keikhlasan, semampumu demi buah hati yang juga cahaya mataku.
Istriku,Aku sadar, dalam perjalanan selama ini kamu seperti berjuang sendiri, karena satu dan lain hal akhirnya terpaksa jarak memisahkan. Pekerjaan yang juga sebagai ikhtiarku dalam memenuhi kewajibanku sebagai seorang suami telah memperlebar jarak kita. Meskipun, sebenarnya hanya berbatas 5 hari, kita sendiri dalam rentang itu, karena satu minggu sekali aku usahakan untuk selalu pulang kerumah, untuk kamu, untuk anak kita. Tapi, seperti yang sering kita bicarakan, semoga saja tahun depan kita sudah bersama-sama, tinggal serumah tanpa harus terpisah jarak seperti saat ini.
Istriku,
Tak mudah menjadi sepertimu saat ini, dalam kondisi dimana engkau harus menempatkan diri dalam banyak posisi. Tapi, dalam sedikit kesahmu aku menangkap, betapa engkau adalah perempuan yang memang sengaja disandingkan untuk mengimbangi satu sisi dimana aku belum mampu mengalahkannya. Entahlah, kita syukuri dan jalani saja apa yang sekarang ada.
Istriku,
Tidak mungkin ada yang sempurna, termasuk kita, karena kita hanya manusia. Yang ada hanya satu lebih baik dari yang lain, tapi itupun jika sudut pandangnya sama, jika beda urutannya juga berubah. Karena kita tidak sempurna, maka tidak adil jika kita berharap dapat yang sempurna. Aku mohon maaf jika mungkin selama ini belum mampu menjadi suami, ayah, dan juga kepala keluarga yang baik. Aku berterimakasih atas apa yang sudah engkau berikan sampai saat ini, bukan hanya padaku, tapi juga kepada anak kita.
Istriku,
Tanggal 21 Desember nanti pernikahan kita genap berusia 3 tahun. Dalam waktu yang hampir menginjak tahun ketiga ini, layak rasanya jika aku menyebutmu sebagai pahlawan, pahlawan bagi aku, anak kita, dan juga keluaga besar kita. Bahkan, mungkin saja lebih dari itu. Semoga kita menjadi keluarga yang penuh berkah, keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.. amin
Wassalamualaikum Wr Wb.
Salam Sayang
Ayah
“Postingan ini diikutsertakan dalam Kontes Dear Pahlawanku yang diselenggarakan oleh Lozz, Iyha dan Puteri”
14 comments for "Dear Pahlawanku: Marlina Nugraningsih"
Alhamdulilah selesai sudah patroli saya dini hari ini.. artikelnya sudah saya catat sebagai peserta yo kang.. masala SIM nya besok aja deh saya laminating hehehe.. Kesel kang arep turu nih, mau mimpi ketemu pahlawan versi saya..
sukses kan Sukadi
Terimakasih sudah mencatat sebagai peserta, semoga berkenan Kang :)
@Sitti Rasuna: Boleh, kan? :)
bikin ngiri aja pak,, jadi pengen cepet punya pahlawan yg seperti itu.... hehehe
Salam silaturahim dan semoga sehat selalu buat bapak sekeluarga.
Salam
Pahlawannya nieh...istri... :D
suami yg baik :D
@Antyo Rentjoko: Terimakasih, Paman. Sudah saya sampaikan, salam balik buat Paman. :)
@al kahfi: terimakasih, Mas. Semoga saja demikian.
@gchangetok: terimakasih, Mas :)
@rosie: selamat... salam sudah saya sampaikan, Mbak... :)
salam balik buat Mbak Rosie :)
terimakasih kembali :)
kalo tidak boleh saya bilang, saya iri membaca ini...
so soulful letter for beloved wife mas.. :)
luar biasa..
-artikel sedang dinilai-
Yang jarang itu terkadang terasa lebih indah, semoga saja saya bisa 'konsisten' dalam hal yang jarang ini, dan semoga saja akan lebih banyak orang yang 'membanggakan' bagian dari hidupnya, apapun itu. :)
Terimakasih Mbak.. :)