Siapa Yang Mau dan Siap Menjadi Kambing Hitam?
Hari ini adalah pembuktian pertama bagi tim nasional untuk memberikan yang terbaik bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena hari ini merupakan pertandingan leg pertama final Piala AFF antara Indonesia vs Malaysia. Terlepas dari prestasi membanggakan yang telah dicapai oleh Pasukan Merah Putih, tentunya banyak hal yang perlu menjadi catatan. Banyak pihak yang diuntungkan dengan prestasi tim nasional ini, mulai dari pedagang kaos, pantia pertandingan, PSSI, tokoh politik, dan mereka yang pandai memanfaatkan kesempatan yang langka ini.
Bahkan dengan bangganya ada pihak-pihak yang berani meng-klaim bahwa mereka turut andil dalam pecapaian prestasi tim nasional sampai babak final ini, sampai perlakuan yang dirasa kurang adil bagi pendukung dan seluruh rakyat Indonesia. Bahkan banyak berita yang mengaitkan tentang politisasi sepakbola untuk kepentingan mereka. Seperti apa yang diungkapkan oleh Ray Rangkuti dalam berita yang ditulis dalam metrotvnews.com berikut:
Metrotvnews.com, Jakarta: Mayarakat Indonesia kini masih dilanda euforia keberhasilan Tim Nasional Indonesia maju ke babak final turnamen sepak bola Piala AFF. Sayangnya, menurut Ray Rangkuti, Direktur LIMA (Lingkar Madani untuk Indonesia), keberhasilan Timnas itu justru dimanfaatkan sejumlah elite politik dan pejabat. Mereka sekonyong-konyong muncul dan berlomba memperlihatkan seolah paling berjasa dalam membangun Timnas.
"Itu sesuatu yang mereka (elite politik) kerjakan tanpa keringat dan kesulitan yang dahsyat seperti yang dilakukan para pecinta sepak bola Indonesia. Itu murahan!" tegas Ray Rangkuti yang juga sebagai pendiri Komite Independen Pemantau Pemilu.
Yang lebih menyedihkan, Ray menambahkan, untuk menonton di Gelora Bung Karno dan Stadion Nasional Bukit Jalil Malaysia, mereka meminta fasilitas khusus. Kalau tidak tiket gratis, setidaknya pelayanan mendapatkan tiket secara mudah tanpa keringat.
"Itu cara mencintai Timnas secara licik, murahan dan tidak bermoral. PSSI hendaknya menghentikan cara penjualan tiket dengan mengutamakan pejabat dan para politisi," tegas Ray.
Ray meminta PSSI mendahulukan para pecinta sejati Timnas daripada melayani para pejabat yang hanya mengerti cara mengklaim kesuksesan. Sama seperti penonton yang lain, para pejabat tersebut hendaknya ikut berpeluh serta mengantre untuk mendapatkan tiket.
"Dengan begitu sepak bola menjadi milik kita bersama, tanpa kasta. Lebih dari itu agar para pejabat dan politisi itu juga merasakan karut-marut penjualan tiket. Hentikan politisasi Timnas dan stop fasilitas istimewa untuk mereka!" tegas Ray.
Menyedihkan dan memalukan. Saya pikir tidak banyak negara yang melakukan hal seperti ini, bahkan mungkin hanya terjadi disini. Seharusnya olah raga tidak dicampuradukkan dengan urusan yang lain, apalagi politik. Walau banyak yang menolak dan membantahnya, namun tidak semudah itu untuk dapat mempercayai bantahan dan sanggahan mereka. Ini belum apa-apa, bayangkan seandainya nanti Indonesia benar-benar bisa juara, tentunya akan lebih menghebohkan lagi.
Sekarang yang menjadi permasalahan adalah, bagaimana seandainya kesebelasan Indonesia kalah melawan Malaysia?, hal yang mungkin terjadi namun sangat tidak kita inginkan. Apakah sudah siap?. Apakah ada yang mau dan siap menjadi kambing hitam?.
*Semoga para pemain Tim Nasional mampu memberikan yang terbaik bagi seluruh rakyat Indonesia. Semoga bisa juara piala AFF untuk pertama kalinya. Amin...
21 comments for "Siapa Yang Mau dan Siap Menjadi Kambing Hitam?"
@pakeko: semoga saja Indonesia menang, Pak.. :)
Maturnuwun
Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan
Mari kita lihat reaksi dari para elite ini. Hihi...
Pasti pada lari...
Salam sayang dari BURUNG HANTU... Cuit... Cuit... Cuit...
Salam
@Denuzz: memang harus ada yang menang dan yang kalah, saya pikir mereka biasa saja, kan masih bisa berkilah he.he..
banyak fihak berusaha mendekat
banyak fihak ingin ikut dianggap punya andil
semoga timnas kita bisa prestasi
tanpa harus dipolitisasi
salam sukses..
sedj
Mari mengheningkan cipta sejenak, atau mengibarkan bendera setengah tiyang (bukan tiang) atas jatuhnya mental timnas garuda merah putih.
semangat terus timnas jangan pernah menyerah....
@sedjatee: kita ingin olahraga (tidak hanya sepakbola) bersih dari kepentingan politik, tapi di Indonesia terkadang olahraga malah jadi kendaraan politik...
@Danu Akbar: kalaupun kalah mungkin ada faktor lain, tidak mutlak dari para pemain...
@wap koes: Salam kenal...
kalau harus mengibarkan bendaera setengah tiyang mungkin lebih tepat pada semangat fair play dan faktor non teknis yang mengakibatkan mental dan kondisi pemain menurun...
@NECKY: kami cinta timnas dan juga PSSI pak, namun tidak suka dengan orang-orang/pengurus di PSSI. semoga usaha kita semua tidak sia-sia...
@rizal: jangan pernah menyerah sebelum pertandingan berakhir...
@eko susilo: sangat kelihatan mas, entah apa maksudnya, semua tidak simpatik dengan kebodohan itu, dan tentunya hanya menambah kejengkelan...
Terimakasih
politik berkelahi saling caci maki, bagi kami fooball for unity
minjem motto *jakmania* hehe..
Yupz, aku setuju 100%, aku rasa gak seharusnya pertandingan dan Olahraga disangkut pautin sama Politik, bahkan Agama... karen aku kurang setuju sama Isthigozah yg kmarena sempet dilakukan,klo udah menang sih gak apa2 slametan... lha rung menang ae wes heboh....
Pokoknya biarpun kalah 3-0 aku akan tetep Dukung Garuda di GBK besok hhe..
Semangat n Sukses slalu Sob :P
tetep semangaattt!!!