Facebook dan Etika Berkomentar
Anda punya account facebook? saya percaya sebagian besar dari Anda pasti akan menjawab, punya. Lalu, buat Anda yang punya account facebook, pernahkah Anda melihat/merasakan dampak buruk dari jejaring sosial ini?.
Bukan apa-apa sebenarnya, tentu masing-masing kita pernah mempunyai banyak pengalaman dengan ber-facebook ria. Beberapa hari yang lalu saya melihat (lebih tepatnya membaca), betapa facebook berdampak buruk saat kita tidak mempergunakannya secara bijak.
Bukan apa-apa sebenarnya, tentu masing-masing kita pernah mempunyai banyak pengalaman dengan ber-facebook ria. Beberapa hari yang lalu saya melihat (lebih tepatnya membaca), betapa facebook berdampak buruk saat kita tidak mempergunakannya secara bijak.
Ceritanya begini, saat teman kuliah saya sedang curhat masalah tawaran kerja di Kalimantan, disana banyak yang berkomentar, nah salah satunya teman kuliah kami juga, dia berkomentar dengan nada guyon dan menjurus kearah yang tidak seharusnya di publikasikan di ruang publik yang orang lain bisa membacanya. Lebih tepatnya guyonan yang provokatif dan kearah yang tidak baik. Yang jadi masalah, istri teman saya yang membuat status itu membacanya, kemudian marah-marah disitu juga sambil memaki-maki, kemudian di-amini sama komentar-komentar yang lain...he.he..
Dari screen shoot disamping Anda bisa melihat betapa tersinggung dan marahnya istri teman saya itu :D. Mungkin ada benarnya juga buat mereka yang dengan tegas menghapus account facebook mereka, karena memang jejaring sosial selain menimbulkan dampak positif sebagai ajang berbagi dan silaturahmi ternyata juga bisa menimbulkan dampak negatif (sangat banyak jika kita tidak bijak mempergunakannya).
Nah, dari situ saya banyak belajar, kita harus mempergunakan segala sesuatu sesuai porsinya, diambil sisi positif dari adanya sebuah sarana komunikasi massal seperti facebook. Etika berkomentar juga harus diperhatikan, lebih bijak dan bisa menempatkan diri. Yang pasti, saya belum kepikiran untuk vakum atau menghapus account facebook saya. Bagaimana dengan pengalaman Anda?
32 comments for "Facebook dan Etika Berkomentar"
Begitulah FB dengan segala pernak-perniknya yang penuh dengan ke-AKU-an. Salah satunya adalah seperti komentar-komentar di atas.
Kayaknya ane lebih seneng berblogging, karena banyak manfaat dan komentar yang dimunculkan pun tidak asal spam
@Djangan Pakies: Saya juga jarang update status fb, paling cuma mengomentari status teman. Saya juga lebih suka ngeblog, selain asyik juga bisa sebagai ajang silaturahmi.
Terimakasih
Semangat n happy blogging Sob....
makanya sekarang denuzz udah jarang pake, tapi biasanya fb denuzz di-online-kan aja, soalnya siapa tahu ada orang chat karena keperluan penting ...
~~~ Salam BURUNG HANTU ~~~
Tiba2 suatu hari, di slh satu status sy dia komentar kata2 yg sgt kasar dan jorok (maaf). Untung sy cpt klarifikasi, ternyata akunnya di-hack org lain (yg trnyata istrinya sndiri), entah knp.
Kasian jg, namanya sempat jd jelek utk bbrp wkt, tp skrg udh baik lg.
aseek juga..
hihihihi
Oiya Sob.. berhubung aku suka sama bahasa dan postingannya aku mau izin masukkin link Sukadi.net ke My Friends belong ya hhe
Semangat n happy blogging. Sob...
komentar yang menurut saya gak enak
langsung saya DELETE
Nanti saya tulis juga ko sumber dan linknya lengkap. Trims!
atau mungkin ybs mau nyindir org yg dia kesal. tp saya setuju bedakan mana yg perlu diungkapkan di wilayah publik dan mana yg tidak ^^
Bata Expose
Dak Keraton
Bata Expose
Dak Keraton